Seorang
mukmin bias saja penakut atau kikir. Tetapi tidak diperbolehkan seorang mukmin
berbuat dan berkata dusta. Rasulllah saw bersabda dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Shafwan bin Sulaim, bahwa seorang sahabat bertanya kepada
Rasulullah
أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيْلَ لَهُ أَيَكُونُ
الْمُؤْمِنُ بَخِيْلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيْلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ
كَذَّابًا فَقَالَ لَا
”Apakah ada mukmin yang penakut?” Nabi
menjawab, “Ada” Beliau ditanya lagi, ”Apakah ada mukmin yang kikir?” Nabi
menjawab, “Ada” Kemudian Beliau ditanya lagi, “Apakan ada mukmin yang
pembohong?” Beliau menjawab, “Tidak ada!” (HR. Imam Malik No. 1571).
Jama’ah shalat jum’at yang dirahmati
Allah ta’ala
Setiap
dosa disadari ataupun tidak pasti akan berakibat kesengsaraan di dunia ataupun
di akhirat. Demikian pula dusta, ia membawa kesengsaraan di dunia berupa
dijauhkannya keberkahan hidup, dijauhkannya dari petunjuk dan akibat –akibat lain.
Sementara di akhirat dusta akan membawanya menuju neraka.
Maka
penting bagi kita merinci akibat-akibat tersebut agar kita bisa menjauhi dusta
dan berusaha untuk menjadi orang yang jujur dalam setiap perkataan dan
perbuatan kita. Apapun akibat dosa kebohongan dan kecurangan itu antara lain:
1. Diharamkan
dari nikmat hidayah
Allah
ta’ala telah berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفُ كَذَّابٌ
“Sesungguhnya
Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta”. (Qs.
Ghofir : 28).
Ayat
ini memberikan ancaman bagi mereka yang berbuat dusta akan dijauhkan dari jalan
petunjuk. Yang demikian itu karena ia memilih untuk memilih jalan menyimpang
yaitu dusta.
Hidayah
adalah sesuatu yang diminta oleh seseorang mukmin. Setiap shalat kita selalu
mengucapkan “ihdinasshiratalmustaqiim”. Tunjukan kami kejalan yang lurus.
Tetapi jalan lurus dan petunjuk itu tidak akan didapatkan disaat seseorang
terus berdusta.
Sidang
shalat jum’at yang dirahmati Allah ta’ala
2.
dijauhkan dari rahmat Allah.
Allah
ta;’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
فَنَجْعَلْ لَنَةَ اللهِ عَلَى الْكَاذِبِيْنَ
“Maka laknat Allah atas
orang-orang yang dusta”. (Qs. Ali Imran : 61).
Rahmat Allah adalah harapan
setiap muslim yang hatinya bersih dan akal yang waras. Karena memang setiap
manusia tidak akan selamat dari neraka dan dimasukkan jannah kecuali dengan
rahmat Allah ta’ala. Betapapun banyak dan besar amalan manusia, jika ia
terjaukan dari rahmat Allah, maka nerakalah tempatnya.
لَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يُنْجِيْهِ عَمَلُهُ قَالُوْا وَلَا أَنْتَ
يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ مِنْهُ
بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ وَقَالَ ابْنُ عَوْنٍ بِيَدِهِ هَكَذَا وَأَشَارَ عَلَى
رَأْسِهِ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ مِنْهُ بِمَغْفِرَةٍ
وَرَحْمَةٍ
Tidaklah
seorang pun dari kalian yang diselamatkan oleh amalnya. Seseorang bertanya,
“Tuan juga, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “TIdak juga aku, kecuali bila
Allah melimpahkan ampunan dan rahmat padaku.” Ibnu Aun menunjukan tangan ke
kepalanya dan berkata, “Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahkan ampunan
dan rahmat padaku.” (HR. Muslim No. 5038).
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Jika
Rasulullah saw dan para sahabat saja masih membutuhkan rahmat Allah padahal mereka
orang yang paling baik ibadahnya. Maka kita yang sedikit ilmunya, sedikit
amalnya lebih membutuhkan rahmat-Nya. Tetapi rahmat itu tidak akan diberikan
kecuali pada mereka yang menjauhi dusta.
Jama’ah
shalat jum’at yang berbahagia
3.
Dunia bagi pendusta adalah neraka.
Bias
jadi orang yang berdusta akan mendapatkan secuil kenikmatan dunia. Jika ia
seorang pejabat, diumbarlah janji-janji jika dirinya menang. Mulai dari sembako
murah, bahan bakar murah serta janji-janji lainnya. Tetapi saat kedudukan didapat,
janji itu tinggal kenangan tanpa realisasi. Maka saat kedudukan ia tinggalkan,
semua orang mencela bahkan menghina akibat dusta yang dilakukan.
Ibnu
Qoyyim berkata: jangan kamu anggap bahwa “Sesungguhnya orang-orang yang banyak
berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan, dan
sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.”
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيْمٍ وَ إِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي
جَحِيْمٍ
“Sesungguhnya
orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh
kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam
neraka.” (Qs. Al Infithar : 13-14).
Hanya
terbatas pada kenikmatan nerakanya saja. Tidak, akan tetapi memiliki tiga
tempat, yaitu alam dunia, alam kubur dan alam akhirat. Mereka akan mendapatkan
kenikmatan dan neraka pada tiga alam tersebut. Dan bukankah tidak ada
kenikmatan kecuali kenikmatan hati, dan bukankah tidak ada adzab kecuali adzab
pada hati?
Adzab
mana yang lebih berat dari ketakutan, kecemasan, kesedihan serta kesempitan
dada karena berpalingnya dari negri akhirat serta bergantung pada selain Allah,
serta terputusnya hubungannya dengan Allah dan kecintaan pada selain-Nya.
Sesungguhnya adzab yang sangat pedih. Maka siapa saja yang mencintai sesuatu
lebih dari kecintaanya pada Allah, akan diadzab tiga kali. (Jawabul Kahfi: 106)
4.
Hilangnya barokah
Rasulullah
saw bersabda dalam sebuah hadits;
البَيْعَانِ
بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا , وَإِنْ صَدَقَا وَ بَيَّنَا بُوْرِكَ
لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا , وَ إِنْ كَتَمَا وَ كَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ
بَيْعِهِمَا
“Penjual
dan pembeli masih boleh memilih (untuk meneruskan transaksi atau
membatalkannya) selama mereka masih belum berpisah. Jika keduanya jujur dan
menjelaskan apa adanya, maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Jika
keduanya menyembunyikan (cacat) dan berdusta, maka akan dihapus berkah pada
keduanya.” (HR. Bukhari, No. 1973, Muslim, No. 1532)
Makna
dari menyembunyikan cacat dan dusta adalah: penjual yang menyembunyikan dan
menutupi aib dagangannya dengan dusta dan sumpah bahwa dagangannya baik
sehingga harganya bias tinggi sekali. Penjual mendapatkan harga tinggi yang
seharusnya tidak ia dapatkan dikarenakan berbohong. Dusta dalam jual beli
dengan mendapat tambahan dari harga semestinya akan menghapus barakah. Kita
berlindung kepada Allah dari hal tersebut transaksi dibangun atas dusta.
Sedangkan dusta adalah kebatilan. Dan semua yang dibangun atas kebatilan, maka
akan menjadi batil. (Syarh riyadhus shalihin 4:192).
Jama’ah
shalat jum’at yang berbahagia.
Karena
perbuatan dusta, Allah ta’ala hilangkan keberkahan dari jual belinya. Bias jadi
seseorang mendapatkan keuntungan yang banyak dan terus bertambah keuntungannya.
Tetapi keuntungannya tidak menjadikannyabahagia. Bahkan Allah siksa dengan
harta, anak dan keluarganya. Bias jadi ia tinggal di rumah yang indah, istri
yang cantik dan anak anak yang sukses secara duniawi. Tetapi semuanya tidak
menjadikannya bahagia karena anaknya menjadi anak durhaka,istri atau suaminya
selingkuh, sehingga keluarga bahagia tidak mereka dapatkan.
Jika
media televisi, radio dan internet hari ini telah terbiasa dengan berita bohong
dan hoax. Para pedagang telah terbiasa berbohong untuk melariskan dagangannya.
Jika orang tua telah membohongi anaknya agar taat kepada orang tuanya, maka
sudah saatnya kita mengubah masyarakat. Bias jadi kita akan dianggap asing
karena kejujuran kita. Tetapi ketahuilah bahwa janji Allah berupa jannah akan
diberikan kepada orang yang berusaha memperbaiki manusia meski ia dianggap
asing.
Tidak
ada jalan lain untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat
kecuali kejujuran. Kejujuranlah yang akan menuntun pada kebaikan, dan
kebaikanlah yang akan menuntun seseorang pada jannah. Sekarang tinggal pilih
mana, syurga atau neraka. Jika syurga, wajib bagi kita meninggalkan dusta.
Demikianlah
khutbah jum’at yang kami sampaikan. Ada benarnya dating dari Allah ta’ala. Ada
salahnya dating dari saya sendiri dank arena bisikan setan.
بَرَكَ اللهُ لِيْ وَ لَكُمْ فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْم, وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكيْمِ, أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيِمِ لِييْ وَلَكُمْ
0 comments:
Post a Comment